Minggu, 11 Maret 2018

POKTAN 2 Pendidikan : SARASEHAN 2, Diskusi Asyik tentang Remaja

Kegiatan POKTAN 2 Pendidikan : Sarasehan ke-2 ' Diskusi Asyik Tentang Psikologi Remaja ' 11 Februari 2018

Sebagai follow up dari kegiatan sarasehan pertama yang dilakukan November 2017 lalu, Poktan Pendidikan mengadakan sarasehan kedua dengan mengangkat tema tentang remaja, sesuai usulan ibu ibu kader klub anak.

Kegiatan ini juga menjadi kegiatan cluster pendidikan RW Ramah Anak RW 10, untuk memenuhi hak anak atas lingkungan keluarga dan pengasuhan alternatif.



Kegiatan ini dibuka dengan penyampaian apresiasi kepada tim klub anak di RT yang sudah berhasil mengadakan launching klub anak di RT masing masing. Subhanallah wal hamdulillah, hampir semua RT berhasil mengadakan, dengan segala perasaan. Ada gembira, ada haru, ada repot, ada bingung, ada lelah. Untuk langkah pertama memang biasanya terasa lebih berat, tapi insya Allah langkah selanjutnya lebih ringan. Apalagi kegiatan ini adalah kegiatan untuk anak anak kita, yang insya allah memberi manfaat baik untuk mereka, dan menjadi amal jariyah bagi tim pelaksana.

Apresiasi pertama diberikan kepada tim klub anak RT 5, karena RT 5 yang paling pertama me launching klub anak, dan bahkan kegiatannya langsung di luar lingkungan. Tim RT 5 membawa anak-anak berolah raga pagi ke lingkungan kampus UI dan mengunjungi peternakan lebah di hutan UI. Keren sekali...Semoga anak-anak menjadi lebih semangat untuk mengisi waktu luang dengan kegiatan positif. Apresiasi juga diberikan kepada RT yang lain, dengan pemberian spanduk klub anak.


Ibu Sumarni, selaku Ibu RW menyampaikan rasa syukur dan terima kasih kepada semua pihak yang sangat hebat, sabar dan ikhlas merangkul anak anak. Ibu-ibu RT, ibu-ibu kader klub anak, ibu ibu PKK. Kegiatan di RW tidak akan bisa berjalan sendiri tanpa dukungan semua pihak di lingkungan RT. Adapun program dari pemerintah (program kota, turun ke tingkat kecamatan, turun ke kelurahan,lalu ke RW dan ujungnya adalah ke RT) sehingga, sangat diharapkan kerja sama kita semua, untuk melaksanakan program bersama yang membawa kemanfaatan untuk kita semua. 

Acara dilanjutkan dengan diskusi tentang psikologi remaja. Sebelumnya, untuk memeriahkan suasana, ibu ibu kemudian diajak games tentang kreatifitas. 
Diskusi berlangsung seru bersama Ibu Dea Adhicita lulusan Psikologi UI yang berpengalaman membersamai remaja di beberapa SMA dalam berkegiatan positif. Pemaparan mengenai bagaimana karakteristik remaja yang belum matang secara fisiologis (ada bagian otak yang sedang berkembang tapi belum sempurna) sehingga remaja harus dipandang sebagai "manusia yang sedang berkembang otaknya ". Implikasinya adalah kita menganggap remaja sebagai yang butuh bimbingan, butuh diterima, butuh diakui, butuh diapresiasi, butuh dibantu agar ia memahami situasi yang memang belum bisa dicerna olehnya secara sempurna.



Tips juga diberikan agar kita bisa dekat dengan remaja, yaitu: dengarkan, terima, lalu buka forum dialog. Alih-alih kita hanya mendikte atau men-judge, kita seharusnya bertanya apa perasaaannya, bagaimana pendapatnya sehingga mereka bisa merasa diakui.

3 waktu ajaib yang bisa digunakan untuk mengobrol asik, sambil memasukkan nilai positif (tapi bukan mendikte atau menceramahi ) adalah:
1. waktu makan bersama (hanya berdua dengannya), bisa di rumah, atau sengaja makan diluar.
2. waktu berkendaraan (di mobil, atau sambil bersepeda berdua, atau motoran)
3. waktu memberi hadiah. Diakui kita lebih sering melihat sisi negatif atau kekurangan remaja. Daripada kita fokus kepada kekurangan, lebih baik kita banyak memperhatikan kelebihan mereka, lalu jangan pelit untuk berterima kasih.

" Terima kasih ya kak, karena hari ini mau membantu bunda menjaga adik sewaktu bermain. "
" terima kasih ya kak, karena sudah pulang sekolah tepat waktu "
" terima kasih ya bang, karena kemarin sudah berusaha keras belajar dan berdoa untuk lulus UAN. "

Bukan untuk membuat anak sombong, tapi untuk membuat anak merasa berarti.
Pada saat itu, kita bisa memberi hadiah. tak hanya materi, tapi bisa berupa kecupan sayang, usapan bahu, pelukan. Saat itu kita bisa menyelipkan pesan , contoh " ibu yakin, kaka bisa lebih menjaga buku milik kakak dengan baik ya. ditaruh di raknya setelah membaca. "

Jika remaja mendapat perhatian, pengakuan, dan penerimaan di rumah oleh orangtuanya, maka ia tidak akan mencari 'tempat curhat' atau 'tempat mencari perhatian' di luar sana,  entah di dunia nyata atau di dunia maya (facebook, instagram, vlog,dst).

Mari kita rangkul remaja kita,  agar kelak ia melangkah mantap sebagai dewasa yang bijak.  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar